Selasa, 21 April 2015

Kisah Mentimun, Telur, dan Serbuk Kopi



"AKU SANGAT MEMBENCI HIDUP INI! AKU MENYESAL TELAH DILAHIRKAN KE DUNIAA!"

 Suasana sore hari seusai Ashar, di suatu rumah, seketika menjadi mengejutkan setelah mendengar ocehan Rico yang membahana hingga ke seluruh penjuru rumah.
 Ibunya yang sedang sibuk memasak di dapur, langsung tergopoh-gopoh menuju kursi sofa  di ruang tamu, dimana tempat Rico menyandarkan tubuhnya yang lemas lengkap dengan wajahnya yang cemberut.
 "Ada apa sih, pulang sekolah bukannya salam malah banting pintu sambil ngomel-ngomel?!" Tanya Ibu Rico yang kaget.
                                                                          
 Kemudian Rico pun mengeluh pada Ibunya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

 Ibunya lantas tersenyum dan membawanya ke dapur. Rico yang di minta Ibunya untuk menyaksikan sesuatu, mengikuti Ibunya dengan penuh rasa penasaran.
 Ia melihat Ibunya mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas kompor dengan api yang sudah menyala.
 Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ibunya menaruh mentimun di dalam panci pertama, sebutir telur di panci kedua, dan ia merobek kemasan dan menaruh Serbuk Kopi di panci terakhir.
 Ibunya diam, membiarkan air dipanci-panci itu mendidih tanpa berkata-kata. Rico yang masih menekuk wajahnya, membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, menebak-nebak apa yang sedang dikerjakan sang Ibu.

Setelah 20 menit, Ibunya mematikan api.

 Ia menyisihkan Mentimun dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat Telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan Kopi di cangkir.

 Lalu Ibunya bertanya kepada Rico, “Apa yang kau lihat, nak?” 
 "Wortel, Telur, dan Kopi” jawab Rico.
 
 Ibunya mengajaknya mendekat dan memintanya menyentuh Mentimun itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa Mentimun itu terasa lunak.
 Ibunya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah Telur rebus yang sudah mengeras.
 Terakhir, ibunya memintanya untuk mencicipi Kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas.


Setelah itu, si anak bertanya, “Lalu, apa maksud dari semua ini, Bu?”
 
 Ibunya menerangkan bahwa, ketiga benda tersebut telah melewati proses yang sama, di waktu yang sama dan merasakan 'kesulitan' yang sama yaitu proses perebusan. Namun, masing-masing benda menunjukkan reaksi yang berbeda.

 "Mentimun sebelum direbus kuat, keras, dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak.
 Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang cair. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras.
 Namun, Serbuk Kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, Serbuk Kopi merubah air tersebut." ucap Ibunya.

 "Ketika berbagai kesulitan dan masalah menghampirimu, bagaimana kamu menghadapinya? Apakah kamu seperti Mentimun? Telur? atau, seperti Kopi?

 "Apakah kamu adalah Mentimun yang sebelumnya keras, kuat dan sukar dipatahkan tetapi dengan adanya penderitaan dan 'kesulitan', kamu mudah menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu?"
 “Apakah kamu adalah Telur, yang awalnya memiliki hati lembut, dengan jiwa (cair) yang dinamis, namun setelah adanya masalah dan 'kesulitan', hatimu menjadi keras dan kaku. Secara fisik memang terlihat sama, tapi apakah kamu menjadi padat, keras dengan jiwa dan hati yang kaku?”
  “Ataukah kamu adalah Serbuk Kopi? Serbuk Kopi yang merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, yang malah membantunya mencapai rasa dan aromanya yang khas pada air mendidih yang mencapai suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, Kopi terasa semakin nikmat.”

 "Nak, masalah dan kesulitan itu bagaikan air yang mendidih. Dan sikap kitalah yang akan berperan menentukan dampaknya. Jadilah kamu seperti Serbuk Kopi, ketika menghadapi keadaan yang sangat buruk, kamu akan membuat keadaan di sekitarmu membaik dan menjadikan hidupmu semakin nikmat."

Rico yang baru mengerti apa yang dimaksud oleh Ibunya hanya diam terpaku, Ia tidak tahu harus berkata apa. Namun yang pasti Ia telah belajar pelajaran berharga dari peristiwa ini.



 Hidup memang tidak selalu seperti yang kita bayangkan, dan seperti yang kita inginkan. Tentu ada cobaan dan tantangan yang harus kita hadapi. Namun, jika keyakinan kita teguh bahwa Allah SWT mempunyai skenario yang terbaik untuk kita, pasti tidak ada hal yang akan membuat kita lemah dan mudah untuk mengeluhi hidup.
 Ungkap hikmah yang tersembunyi disetiap kesulitan tersebut, dan percaya dalam hati pada kalimat 'At the end of the Storm, there's a golden sky' dan potongan ayat al-Qur'an yang berbunyi "Inna ma'al 'usri yusro" yang berarti 'Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan'.

1 komentar: